Translate

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 26 Agustus 2016

Ospek Sebuah Jalan Menuju Tri Dharma Perguruan Tinggi

Pada titik nadir kita teringat suatu masa yang menghantarkan kita pada titik takdir. Kita hanya bisa merindu & takdir terus berjalan menemani Si pemilik waktu. 

Andai saja tidak ada perpisahan mungkin juga pertemuan tidak akan menghampiri sebagaimana aku, kalian bertatap dengan berbagai romansa kebahagiaan yang nyaris begitu nyata tertuang disimpul-simpul mata, bibirku dan kalian. Kita sempat berada dalam dimensi yang sama mengayuhkan cinta, cita dan harapan. 

Waktu yang cukup singkat  1095 hari untuk kisah yang berarti. Yang menjadi catatan riwayat hidupku dan kalian yang membekas begitu dalam. Biarlah waktu melalap habis kisah penuh makna yang kita pupuk karena waktu jualah penentu dari setiap masa. Mungkin waktu kita habis untuk melanjutkan didimensi dan masa yang sama, maka akan kita lanjutkan pada dimensi yang lain. 

Tangis yang aku, kalian sisipkan diperjumpaan kemarin hanyalah bentuk ketidaksiapan kita semua dalam menyongsong dimensi dan masa yang berbeda tanpa kehadiran kalian sebagai pelipur lara. Kesenangan yang aku, kalian sisipkan hanyalah bentuk kesyukuran atas perjumpaan dengan kebanggaan hati yang tiada dua. Tentu hikayat yang kita tuliskan tak seindah dongeng-dongeng dikerajaan. Banyak benturan-benturan isi kepala yang mengadu menjadi egosentris, tetapi tak jarang benturan-benturan isi hatipun yang menyatu. Biarlah segala kekurangan menjadi tanggungan hikayat bersama sebagai pendewasaan dimasa tua dan mungkin kelak akan kami sampaikan keluh kesah ini kepada setiap generasi-generasi kita mendatang. 

Wahai kalian Laskar Byzantium walaupun duniaku bukan lagi milik kalian demikian sebaliknya, andai saja kalian tahu, mengenang kalian bukanlah perkara mudah. Air mata hati senantiasa meretas dan menetes diwaktu-waktu nostalgia. Aku berkeyakinan penuh harap, hikayat yang kita tulis dan kita jelajahi bersama tidak akan sia-sia. Kita akan menuai hikmah yang menghantarkan kita semua pada hikayat yang berbeda pula yang jauh lebih bahagia serta harapan-harapan besar yang kita susun dimasa putih-abu akan datang menghampiri mungkin hari ini ataupun lusa.