Bercocok tanam itu
kebutuhan rakyat
Sesering mungkin
pemerintah melawat
Agar onum dan korporat
tidak makin menjerat
Tanah rakyat diberangus
Hanya untuk oknum dan
pemodal yang rakus
Pertanda kesejahteraan
dan keadilan tidak diurus
Bagaimana bisa
kinerjamu tidak becus?
Wong jabatanmu kami
yang utus
Kita ini adalah bangsa
yang berdaulat
Jangan pernah takut,
apalagi tunduk terhadap korporat
Sikat menyikat telah
menjadi azimat untuk menipu rakyat
UUPA selalu saja jadi
wacana
Haruskah rakyat
menunggu mati dengan dilema?
Rakyat sudah
meronta-ronta, tapi para pemimpin lebih asik berwisata
Sebenarnya rakyat
jelata butuh tanah
Bukan selalu
infrastruktur kelas menengah
Sepanjang hidup mungkin
rakyat sudah lelah
Melihat oknum dan
korporat yang tak mau kalah
Bahan-bahan pokok
masyarakat kota sudah siap tersedia
Tapi, sadarkah kita itu
dari siapa?
Ya! Itu adalah hasil
dari para petani lusuh
Yang sering kali pergi
di waktu subuh
Jangankan untuk diasuh
Berhadapan dengan
aparat yang angkuh pun mereka tak banyak mengeluh
Mata kadang kala
menjadi rabun soal keadilan
Apalagi semenjak
keadilan dapat diperjual-belikan
Tak lain karena
cipratan kertas pahlawan sudah sampai di rekening simpanan
Perlukah pakai lensa
miopi agar tak anortopia?
Tidak usah, kami hanya
berpur-pura tak mengerti persoalan agraria
Aksi bela agama
jumlahnya ribuan
Aksi bela petani yang
didzalimi jumlah tak lebih dari ratusan
Bukankah agama membela
beragam bentuk penindasan?
Bukankah agama
memerangi segala bentuk kedzaliman?
Ya! Agama bukan hanya
soal penistaan
Beragama adalah soal
meninggikan derajat kemanusiaan
Yang berkeadilan tanpa
kedzaliman







0 komentar:
Posting Komentar